Dampak fenomena
Fenomena adalah suatu kejadian disekitar kita setiap hari
atau pada saat tertentu,misalnya bencana alam,kejadian alam yang tak seperti
biasa kita lihat sebelumnya,dan pola perilaku masyarakat.Dan di dalam suatu
fenomena itu sendiri bisa menimbulkan dampak positif dan negatif bagi
masyarakat dan lingkungan sekitar.
Kita ambil contoh fenomena
pola perilaku dalam masyarakat yaitu tawuran antar pelajar.Secara
langsung memberikan dampak yang negatif untuk masyarakat sekitar namun juga
bisa memberikan dampak positif bagi pihak tertentu untuk lebih dalam
mempelajari tingkah pola perilaku masyarakat.
Lalu kita ambil contoh fenomena alam disekitar kita seperti
hujan yang sering terjadi.Dampak positifnya yaitu bisa mengairi sawah dan bisa
menjadi sumber air bagi warga yang sedang krisis air.Dampak negatifnya yaitu
bisa menyebabkan banjir karena volume sungai meluap akibat hujan yang
berlebihan.
Jenis – jenis tanaman yang dapat dijadikan obat
Banyak cara untuk menyembuhkan suatu penyakit diantaranya
dengan medis,tradisional,dan dengan menggunakan tanaman obat.Namun cara
pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat menurut saya lebih mudah karena tidak
harus berurusan dengan dokter dan mengeluarkan banyak biaya,apalagi jika
penyakitnya tidak terlalu berat.Berikut ini adalah beberapa jenis tanaman obat
yang bisa dimanfaatkan daun,kulit batang,buah,biji,dan akarnya.
1.Tanaman yang daunnya berkhasiat untuk menyembuhkan
penyakit
a. Daun Belimbing bisa berguna untuk mengobati tekanan darah
tinggi.
b. Daun kelor berguna untuk meredakan demam.
c. Daun jambu biji berguna untuk mengobati gangguan
pencernaan.
d. Daun sirih berguna untuk mengobati batuk.
e. Daun pepaya berguna untuk mengobati demam dan disentri.
2.Tanaman yang kulit batangnya berkhasiat untuk menyembuhkan
penyakit
a. Kayu manis berguna untuk mengobati batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut
kembung.
b. Delima berguna sebagai anti cacing pita.
c. Batang Jeruk nipis bisa digunakan sebagai obat kumur.
d. Brotawali berguna untuk mengobati i demam, sakit kuning,
obat cacingan, kudis, dan diabetes.
e. Pulasari berguna untuk mengobati perut kembung.
3.Tanaman yang buahnya berkhasiat untuk menyembuhkan
penyakit
a. Cabai merah bisa digunaka untuk obat gosok untuk penyakit
rematik dan masuk angin.
b. Belimbing berguna untuk mengobati batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak.
c. Jeruk nipis berguna untuk mengobati demam, batuk kronis, kurang darah,
menghentikan kebiasaan merokok.
Asal-usul tata surya
Tata Surya adalah kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya
gravitasinya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah
diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit
alami yang telah diidentifikasi[b], dan jutaan benda langit (meteor, asteroid,
komet) lainnya.
Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian
dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar adalah
Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort diperkirakan terletak di daerah
terjauh yang berjarak sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.
Hipotesis Nebula
Hipotesis nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel
Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant
(1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre
Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih
dikenal dengan Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap
awal, Tata Surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es,
dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya
gravitasi yang dimilikinya menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan
arah tertentu, suhu kabut memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa
(matahari). Matahari raksasa terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan
cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya
gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan
membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat bahwa orbit
berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari
pembentukan mereka.
Hipotesis Planetisimal
Hipotesis planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas
C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal
mengatakan bahwa Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang
lewat cukup dekat dengan matahari, pada masa awal pembentukan matahari.
Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan
bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari.
Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang
memanjang dari matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali,
sebagian lain akan tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi
benda-benda berukuran kecil yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang
besar sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu
dan membentuk planet dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi
komet dan asteroid.
Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh
James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya
bintang lain kepada matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan
tertariknya sejumlah besar materi dari matahari dan bintang lain tersebut oleh
gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet.Namun
astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian
itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell
mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
Hipotesis Kondensasi
Hipotesis kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom
Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis
kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang
berputar membentuk cakram raksasa.
Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle
(1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya
kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah
satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap
oleh gravitasi bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
www.wikipedia.org
Asal usul terjadinya pelangi
Cahaya matahari adalah
cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari
sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang
dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Panjang gelombang cahaya ini membentuk
pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita
ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah
satu sisi dan biru serta ungu disisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan
panjang gelombang.
Coba kita amati ketika sinar matahari mengenai cermin siku-siku atau tepi prisma gelas, atau permukaan buih sabun, kita melihat berbagai warna dalam cahaya. Apa yang terjadi adalah cahaya putih dibiaskan menjadi berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan. Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma. Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi. Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada diantara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
www.wikipedia.org
Coba kita amati ketika sinar matahari mengenai cermin siku-siku atau tepi prisma gelas, atau permukaan buih sabun, kita melihat berbagai warna dalam cahaya. Apa yang terjadi adalah cahaya putih dibiaskan menjadi berbagai panjang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata kita sebagai merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu.
Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air. Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.
Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan. Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma. Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi. Tetesan air hujan dapat membiaskan dan menyebarkan cahaya mirip sebuah prisma. Dalam kondisi yang tepat, pembiasan cahaya ini membentuk pelangi
Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada diantara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.
www.wikipedia.org
Asal-usul matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya
dan merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang ini berukuran
332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup
besar untuk bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan sejumlah
energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa dalam
bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Dipercayai bahwa posisi matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II". Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama punah terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
www.wikipedia.org
Dipercayai bahwa posisi matahari pada deret utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang, karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.
Matahari secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium ("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang "populasi II". Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak. Bintang-bintang generasi pertama punah terlebih dahulu sebelum alam semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
www.wikipedia.org
ASAL MULA TERBNETUKNYA MANUSIA
Hewan terdekat dengan manusia yang masih bertahan hidup
adalah simpanse; kedua terdekat adalah gorila dan ketiga adalah orang utan.
Sangat penting untuk diingat, namun, bahwa manusia hanya mempunyai persamaan
populasi nenek moyang dengan hewan ini dan tidak diturunkan langsung dari
mereka. Ahli biologi telah membandingkan serantaian pasangan dasar DNA antara
manusia dan simpanse, dan memperkirakan perbedaan genetik keseleruhan kurang
dari 5% [2]. Telah diperkirakan bahwa garis silsilah manusia bercabang dari
simpanse sekitar 5 juta tahun lalu, dan dari gorila sekitar 8 juta tahun lalu.
Namun, laporan berita terbaru dari tengkorak hominid berumur kira-kira 7 juta
tahun sudah menunjukkan percabangan dari garis silsilah kera, membuat gagasan
kuat adanya percabangan awal silsilah tersebut.
Berikut beberapa gejala penting dalam evolusi manusia:
perluasan rongga otak dan otak itu sendiri, yang umumnya
sekitar 1,400 cm³ dalam ukuran volumnya, dua kali lipat perluasan otak simpanse
dan gorila. Beberapa ahli antropologi, namun, mengatakan bahwa alih-alih
perluasan otak, penyusunan ulang struktur otak lebih berpengaruh pada
bertambahnya kecerdasan.
pengurangan gigi taring.
penggerak bipedal (dua kaki)
perbaikan laring / pangkal tenggorokan (yang memungkinkan
penghasilan bunyi kompleks atau dikenal sebagai bahasa vokal).
Bagaimana gejala-gejala ini berhubungan, dengan cara apa
mereka telah menyesuaikan diri, dan apa peran mereka dalam evolusi organisasi
sosial dan kebudayaan kompleks, merupakan hal-hal penting dalam perdebatan yang
berlangsung di antara para ahli antropologi ragawi saat ini.
Selama tahun 1990an, variasi dalam DNA mitochondria manusia
diakui sebagai sumber berharga untuk membangun ulang silsilah manusia dan untuk
melacak perpindahan manusia awal. Berdasarkan perhitungan-perhitungan ini,
nenek moyang terakhir yang serupa manusia modern diperkirakan hidup sekitar 150
milenium lalu, dan telah berkembang di luar Africa kurang dari 100.000 tahun
lalu. Australia dijelajahi relatif awal, sekitar 70.000 tahun lalu, Eropa +/-
40.000 tahun lalu, dan Amerika pertama didiami secara kasarnya 30.000 tahun
lalu, serta kolonisasi kedua di sepanjang Pasifik +/- 15.000 tahun lalu (lihat
Perpindahan manusia).
Macam-macam kelompok agama telah menyatakan keberatan atas
teori evolusi umat manusia dari sebuah nenek moyang bersama dengan hominoid
lainnya. Alhasil, muncullah berbagai perbedaan pendapat, percekcokan, dan
kontroversi. Lihat penciptaan, argumen evolusi, dan desain kepandaian untuk
melihat pola pikir yang berlawanan.
www.wikipedia.org