Sabtu, 29 Maret 2014

Tugas soft skill

Analisis Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan
Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan

Khaira Amalia Fachrudin
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Email:khairaamalia@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian  ini  bertujuan  untuk  menguji  pengaruh  struktur  modal  dan  ukuran
perusahaan terhadap
agency cost;
pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, dan
agency
cost
terhadap  kinerja  perusahaan;  serta  pengaruh  tidak  langsung  struktur  modal  dan
ukuran  perusahaan  terhadap  kinerja  perusahaan  melalui
agency  cost
sebagai
intervening
variable.
Populasi  adalah  perusahaan-perusahaan  dalam  industri  dasar  dan  kimia  yang
terdaftar di Bursa  Efek  Indonesia  tahun  2009.    Dari populasi  ini  dipilih  populasi  sasaran
yang  semuanya  menjadi  sampel  penelitian.    Metode  statistika  yang  digunakan  adalah
analisis  jalur.  Hasil  pengujian  menunjukkan  bahwa  terdapat  pengaruh  signifikan  positif
struktur modal  terhadap
agency  cost
dan  pengaruh  signifikan  negatif  ukuran perusahaan
terhadap
agency  cost;
tidak  terdapat  pengaruh  signifikan  struktur  modal,  ukuran
perusahaan, dan
agency  cost
terhadap  kinerja  perusahaan;  serta
tidak  terdapat  pengaruh
tidak  langsung  struktur  modal  dan  ukuran  perusahaan  terhadap  kinerja  perusahaan
melalui
agency cost
sebagai
intervening variable.
Kata kunci
:   Struktur  modal,  ukuran  perusahaan,
agency  cost,
kinerja  perusahaan,
analisis jalur
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the effect of capital structure and firm size on
agency cost; the effect of capital structure, firm size, and agency cost on firm performance; and
the  indirect  effect  of capital  structure and  firm  size  on  firm  performance  by  agency  cost  as
intervening  variable. The  population  is basic and chemical industry companies registered  at
the Indonesian Stock  Exchage in 2009.   The population was selected to get target  population
which become the sample of this study.  The statistics method which  used to test hypotheses is
path  analysis.    The  results  show  that:  positive  significant  effect  of  capital  structure  and
negative  significant effect  of  firm  zize  on  agency  cost;  insignificant effect of capital  structure,
firm size, and agency cost on  firm performance; insignificant indirect effect of capital structure
and  firm size on  firm performance by agency cost as intervening variables.
Keywords
:
Capital structure, firm size, agency cost, firm performance, path analysis.
PENDAHULUAN
teraan  pihak-pihak  yang  disebutkan  terakhir.
Tujuan  sekunder  adalah  penggerak  bagi  ter-
Tujuan  utama  didirikannya  perusahaan
capainya  tujuan  primer  (Atkinson,  Banker,
adalah  untuk meningkatkan kesejahteraan peme-
Kaplan, and Young 1997).
gang  saham.  Kesejehteraan  dapat  ditingkatkan
Kinerja  perusahaan  memperlihatkan  ke-
melalui  kinerja  perusahaan  (
firm  performance
)
mampuan  perusahaan  untuk  memberikan  ke-
yang  baik.    Kinerja  perusahaan  yang  baik  juga
untungan  dari  aset,    ekuitas,  maupun  hutang.
bermakna  bagi  konsumen,  komunitas,  karyawan,
Kinerja  perusahaan  merupakan  prestasi  kerja
dan  pemasok  –  termasuk  dalam  pemasok  adalah
perusahaan.  Salah  satu  ukuran  kinerja  per-
kreditur,  yaitu  pemasok  dana
.
Tujuan  sekunder
usahaan    adalah
Return  on  Equity
(ROE).    ROE
didirikannya  perusahaan  adalah  untuk  kesejah-
adalah  ukuran  profitabilitas  perusahaan  penting
37
 
38
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 37-46
yang  mengukur  pengembalian  untuk  pemegang
menggunakan  aliran  kas  untuk  bonus  atau
saham (Jones et al. 2009).
pengeluaran-pengeluaran tidak perlu yang disebut
Di  dalam  perusahaan  terdapat  beberapa
agency cost.
Tetapi ancaman kebangkrutan karena
fungsi,  antara  lain  fungsi  pengelolaan  dan  fungsi
hutang  yang  tinggi  dapat  mengurangi  penge-
kepemilikan.  Jensen  dan  Meckling  (1976)  me-
luaran  yang  tidak  penting  sehingga  akan
ngatakan  bahwa  pemisahan  fungsi  pengelolaan
meningkatkan
free  cash  flow
(aliran  kas  bebas).
dan  fungsi  kepemilikan  sangat  rentan  dengan
Dengan  demikian  diharapkan  hutang  tersebut
agency  conflict
(konflik  kepentingan).
Agency
dapat mengurangi
agency cost.
Agency  cost
dapat
conflict
terjadi  manakala
manajer  cenderung
pula  terjadi  jika  manajer  tidak  menangkap
membuat  keputusan  yang  menguntungkan
peluang  investasi  pada  proyek  baru  karena
dirinya  daripada  kepentingan  pemegang  saham
khawatir  akan  resiko  yang  akan  ditanggungnya
(Meckling 1976, Myers 1977).
Agency conflict
dapat
(Brigham  dan  Daves  2004).
Lin  (2006)  menemu-
menimbulkan
agency  cost
(biaya  agensi),  yaitu
kan  bahwa  struktur  modal  berpengaruh  positif
berupa  pemberian  insentif  yang  layak  kepada
terhadap
agency  cost
,  artinya  kebijakan  hutang
manajer serta biaya pengawasan untuk mencegah
meningkatkan
agency cost.
hazard
.
Agency  cost
juga  berarti  penggunaan
Selain  pengaruh  struktur  modal  terhadap
aliran  kas  untuk  bonus  atau  pengeluaran-
agency  cost,
Lin  (2006)  juga  menemukan  bahwa
pengeluaran  yang  tidak  perlu  yang  dilakukan
ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap
manajer atas
free cash flow
(aliran kas bebas).
agency  cost
,  mengindikasikan  bahwa  perusahaan
Agency  conflict
dapat  terjadi  antara  peme-
besar  memerlukan  lebih  sedikit  beban-beban
gang  saham  pengendali  dan  pemegang  saham
discretionary
.
minoritas,  antara  pemegang  saham  dengan
Berdasarkan  hal  tersebut  di  atas  maka
kreditur, antara pemegang saham pengendali dan
diajukan hipotesis pertama sebagai berikut:
stakeholder
lainnya,  termasuk  pemasok  dan  kar-
H
:   Terdapat  pengaruh  struktur  modal  dan
1
yawan  (
Asian  Development  Bank
dalam  Husnan,
ukuran perusahaan terhadap
agency cost.
2001).    Tetapi  penelitian  ini  hanya  terbatas  pada
agency  conflict
antara  manajer  dan  pemegang
ROE  dapat  menjadi  ukuran  efisiensi  peng-
saham.
gunaan  modal  sendiri  yang  dioperasionalkan
Perusahaan  dapat  didanai  dengan  hutang
dalam perusahaan.  Semakin besar ROE, semakin
dan  ekuitas.    Komposisi  penggunaan  hutang  dan
besar pula kemampuan perusahaan menghasilkan
ekuitas  ini  tergambar  dalam  struktur  modal.
laba  bagi  pemegang  saham.  Moeljadi  (2006)
Penggunaan hutang diistilahkan  dengan
financial
mengatakan  bahwa
leverage
merupakan  variabel
leverage
(pengungkit  keuangan).  Hutang  (
debt
)
penjelas  bagi rentabilitas modal sendiri.   Maksud-
yang  dimaksud  adalah  hutang  untuk  pendanaan
nya  struktur  modal  merupakan  variabel  penjelas
perusahaan  yang  tidak  selalu  sama  dengan
bagi ROE.
kewajiban  (
liabilities)
dan  tidak  sama  dengan
Brigham  dan  Houston  (2001)  menyatakan
tagihan    (
payable).
Hutang  menimbulkan  beban
bahwa
leverage
keuangan  merupakan  alternatif
bunga  yang  dapat  menghemat  pajak.  Artinya
yang  dapat digunakan untuk meningkatkan  laba.
beban bunga dapat dikurangkan dari pendapatan
Penggunaan  hutang  dalam  investasi  sebagai
sehingga  laba  sebelum  pajak  menjadi  lebih  kecil
tambahan  untuk  mendanai  aktiva  perusahaan
dan  akibatnya  pajak  semakin  kecil.    Sedangkan
diharapkan  dapat  meningkatkan  keuntungan
jika  pendanaan  menggunakan  ekuitas,  maka
yang  akan  diperoleh  perusahaan,  karena  aktiva
tidak  terdapat  beban  yang  dapat  mengurangi
perusahaan  digunakan untuk  menghasilkan  laba.
pajak perusahaan.
Dengan  demikian  laba  yang  tersedia  untuk
Dalam literatur
finance,
Jensen dan Meckling
pemegang  ekuitas  menjadi  lebih  besar  (Brigham
(1976)  adalah  yang  pertama  menghubungkan
dan  Houston 2001).    Tetapi, penggunaan
leverage
agency cost
dengan hutang dalam struktur  modal.
yang  semakin  besar  menyebabkan  beban  bunga
Penggunaan  hutang  dalam  struktur  modal  dapat
semakin  besar  (Brigham  dan  Gapenski  1997).
mencegah  pengeluaran  perusahaan  yang  tidak
Jika  beban  bunga  sangat  besar  sedangkan  laba
penting  dan  memberi  dorongan  pada  manajer
operasi  tidak  cukup  besar  maka  akan  timbul
untuk  mengoperasikan  perusahaan  dengan  lebih
masalah  kesulitan  keuangan  yang  menyebabkan
efisien.  Hal  tersebut  menyebabkan
agency  cost
kinerja menurun.   Namun demikian  beban  bunga
berkurang  dan  selanjutnya  kinerja  perusahaan
hutang  juga  merupakan  pengurang  pajak  yang
diharapkan akan meningkat Cao (2006).
dapat  meningkatkan  nilai  perusahaan  (Brigham
Penggunaan  hutang  yang  tinggi  dalam
dan  Gapenski  1997).  Dalam  hal  ini  dapat
struktur  modal mungkin  mempengaruhi perilaku
dikatakan  bahwa  hutang  dapat  meningkatkan
manajer.  Jika  keadaan  baik,  manajer  akan
kinerja.  Sedangkan  bila  perusahaan  mengguna-
 
Fachrudin
: Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan
39
kan  ekuitas  maka  tidak  terdapat  penghematan
pengaruh  juga  terhadap  kinerja  perusahaan
pajak  karena  beban  ekuitas  tidak  mengurangi
melalui
agency  cost
sebagai
intervening  variable.
pajak.  Bouresli (2001) dan Lin (2010) menemukan
Artinya semakin tinggi tingkat hutang dan ukuran
bahwa  rasio  hutang  terhadap  jumlah  aset
perusahaan  dapat    berpengaruh  terhadap  kinerja
berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan,
perusahaan  jika  dikaitkan  dengan
agency  cost
tetapi  Calisir  et  al.  (2010)  menemukan  pengaruh
yang  diproksikan  dengan  rasio
discretionary
yang positif.
expense
terhadap  penjualan  bersih.    Maksudnya
Lin (2006) serta Wright et al. (2009) menemu-
jika  hutang  meningkatkan  beban  bunga  maka
kan  bahwa  ukuran  perusahaan  berpengaruh
discretionary  expense
dapat  meningkat  dan
positif  terhadap  kinerja.  Hal  ini  menunjukkan
akibatnya menurunkan kinerja.  Tetapi jika beban
bahwa  perusahaan  besar  lebih  menjanjikan
bunga  tersebut  menghemat  pajak  maka  kinerja
kinerja  yang  baik (Lin,  2006).  Calisir et al.  (2010)
dapat  meningkat.  Hutang  juga  mungkin  me-
juga  menemukan  pengaruh  positif  ukuran
ningkatkan  produktifitas  sehingga  penjualan
perusahaan  terhadap  kinerja  perusahaan  sektor
meningkat.    Dengan  demikian  rasio
discretionary
teknologi  informasi  dan  komunikasi  di  Turki.
expense
terhadap  penjualan  bersih  yang  merupa-
Tetapi  Huang  (2002)  menemukan  bahwa  tidak
kan  proksi  dari
agency  cost
berkurang.    Ber-
terdapat  pengaruh  ukuran  perusahaan  terhadap
kurangnya  rasio  tersebut  menyebabkan  laba
kinerja perusahaan Taiwan yang berada di China.
meningkat,  dan  akibatnya  kinerja  meningkat.
Demikian  juga  Talebria  et  al.  (2010),  tidak
Demikian  juga  jika  ukuran  perusahaan  me-
menemukan  pengaruh  ukuran  perusahaan
ningkatkan  skala  ekonomis  maka  kemungkinan
terhadap  kinerja  perusahaan  yang  terdaftar  di
kinerja  akan  meningkat  melalui  pengurangan
Tehran Stock Exchange.
discretionary  expense.
Sebaliknya,  jika  ukuran
Lin (2006) juga meneliti pengaruh
agency cost
yang  besar  menyebabkan  peningkatan  beban,
terhadap  ROE.  Ditemukan  bahwa
agency  cost
maka  kinerja  akan  menurun.    Berdasarkan  hal
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE.
tersebut  maka  diajukan  hipotesis  ketiga  sebagai
Demikian  juga  Wright  et  al.  (2009),  menemukan
berikut:
bahwa
agency  cost
berhubungan  negatif  dengan
H
:
Terdapat  pengaruh  tidak  langsung  struktur
3
kinerja  perusahaan.  Sikap  tidak  peduli  terhadap
modal  dan  ukuran  perusahaan
terhadap
agency  cost
dapat  mengurangi  pencapaian  keun-
kinerja  perusahaan  melalui
agency  cost
tungan  kompetitif  yang  berdampak  negatif
sebagai
intervening variable.
terhadap kinerja.
Dalam hipotesis pertama di atas telah diduga
Keterkaitan  struktur  modal,  ukuran  per-
bahwa  struktur  modal  dan  ukuran  perusahaan
usahaan,
agency  cost,
dan  kinerja  perusahaan
berpengaruh  terhadap
agency  cost.
Namun  dari
dapat dilihat dalam  model  penelitian seperti pada
uraian  Brigham  dan  Houston  (2001)  di  atas
Gambar 1.
terlihat  bahwa  struktur  modal  dapat  juga
berpengaruh  langsung  terhadap  kinerja  per-
Struktur
Modal
usahaan.  Demikian  juga  ukuran  perusahaan
dapat berpengaruh positif  (Lin  2006, Wright  et al.
Agency
Kinerja
Cost
Perusahaan
2009,  Calisir  et  al.  2010)  terhadap  kinerja
perusahaan,  walaupun  dapat  juga  tidak  ber-
Ukuran
pengaruh  (Huang 2002,  Talebria et al.  2010). Lin
Perusahaan
(2006) dan Wright et al. (2009) menemukan bahwa
Sumber:  Jensen  dan  Meckling  (1976),  (Brigham  dan
agency  cost
berpengaruh  terhadap  kinerja  per-
Gapenski 1997), Brigham dan Houston (2001), Brigham
usahaan.  Berdasarkan  temuan-temuan  tersebut
dan Daves (2004), Lin (2006), Wright, et al. (2009), Calisir
maka dirumuskan hipotesis kedua, yaitu :
et al. (2010), dimodifikasi
H
:
Terdapat  pengaruh  struktur  modal,  ukuran
2
perusahaan, dan
agency cost
terhadap kinerja
Gambar 1. Model Penelitian
perusahaan.
Perumusan  masalah  adalah:  1)  apakah
Di  atas  telah  disebutkan  bahwa  struktur
terdapat  pengaruh  struktur  modal  dan  ukuran
modal dan ukuran perusahaan dapat berpengaruh
perusahaan  terhadap
agency  cost
,  2)  apakah
terhadap
agency cost. Agency cost
yang diproksikan
terdapat  pengaruh  struktur  mo dal,  ukuran
dengan  rasio
discretionary  expense
terhadap
perusahaan,  dan
agency  cost
terhadap  kinerja
penjualan bersih pun dapat berpengaruh terhadap
perusahaan
,
dan  3)  apakah  terdapat  pengaruh
kinerja  perusahaan  (Lin  2006).    Struktur  modal
tidak  langsung  struktur  modal  dan  ukuran
dan  ukuran  perusahaan  mungkin  akan  ber-
perusahaan  terhadap  kinerja  perusahaan melalui
 


40
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 37-46
agency  cost
sebagai
intervening  variable.
Tujuan
disajikan adalah hipotesis kausalitas. Analisis data
penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris
akan menghasilkan kesimpulan umum.
Analisis data dilakukan dengan analisis jalur.
tentang  1)  pengaruh  struktur  modal  dan  ukuran
Analisis  ini  digunakan  karena  terdapat  kemung-
perusahaan  terhadap
agency  cost,
2)  pengaruh
kinan  hubungan  antarvariabel  dalam model  yang
struktur  modal,  ukuran  perusahaan,  dan
agency
bersifat  linier.
Agency  cost
digunakan  sebagai
cost
terhadap kinerja perusahaan
,
dan 3) pengaruh
intervening  variable
karena  pengaruh  struktur
tidak  langsung  struktur  modal  dan  ukuran
modal  dan  ukuran  perusahaan  terhadap  kinerja
perusahaan  terhadap kinerja perusahaan  melalui
perusahaan dapat berhubungan secara konseptual
agency  cost
sebagai
intervening  variable.
Secara
dengan  rasio
discreationary  expense
terhadap
teoritis,  manfaat  penelitian  ini  adalah  memberi
penjualan  sebagai proksi
agency  cost.
Secara  teori
kontribusi  bagi  ilmu  manajemen  keuangan
pengaruh struktur modal dan  ukuran perusahaan
mengenai 1) pengaruh struktur modal dan ukuran
terhadap kinerja perusahaan dapat terlihat secara
perusahaan  terhadap
agency  cost
,  2)  pengaruh
langsung.    Namun  dapat  pula  dilihat  melalui
struktur  modal,  ukuran  perusahaan,  dan
agency
agency cost.
cost
terhadap kinerja perusahaan
,
dan 3) pengaruh
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
tidak  langsung  struktur  modal  dan  ukuran
95%,  yang  berarti  bahwa  alpha  adalah  5%.
perusahaan  terhadap kinerja perusahaan  melalui
Pengolahan  data  dilakukan  dengan  bantuan
agency  cost
sebagai
intervening  variable..
Selain
program aplikasi SPSS versi 17.
itu  diharapkan  juga  bahwa  penelitian  ini
Persamaan struktural  untuk pengujian hipo-
memberikan kontribusi bagi penelitian yang  akan
tesis pertama
:
datang melalui model teoritikal yang diajukan.
Y
=
X
+
X
+
1
Y1 X 1
1
Y1X 2
2
1
Secara  praktis,  penelitian  penting  agar
Y
=   variabel endogen
agency cost
1
X
=   variabel eksogen struktur modal
investor maupun calon investor dapat mengetahui
1
X
=   variabel eksogen ukuran perusahaan
faktor  apa  yang  dapat  meningkatkan  kinerja
2
=   koefisien jalur X
ke Y
perusahaan  dan  apakah  memang  terdapat
Y1 X1
1
1
=   koefisien jalur X
ke Y
indikasi  masalah
agency
di  dalam  perusahaan.
Y1 X2
2
1
=   koefisien jalur variabel
error
Bagi manajer hasil penelitian ini akan bermanfaat,
1
1
yaitu  apakah  pendanaan  dengan  hutang  yang
Persamaan struktural  untuk pengujian hipo-
meningkatkan  beban  perusahaan  akan  dapat
tesis kedua
:
tertandingi  dengan  beban  pajak  sehingga  kinerja
Y
=
X
+
X
+
Y
+
2
Y2X1
1
Y 2X2
2
Y 2Y1
1
2
meningkat atau tidak.
Y
=   variabel endogen kinerja perusahaan
2
Y
=   variabel endogen
agency cost
1
METODE PENELITIAN
X
=   variabel eksogen struktur modal
1
X
=   variabel eksogen ukuran perusahaan
2
Populasi  penelitian  ini  adalah  perusahaan
=   koefisien jalur X
ke Y
Y2 X1
1
2
dalam  industri dasar  dan  kimia  yang terdaftar  di
=   koefisien jalur X
ke Y
Y2 X2
2
2
Bursa  Efek  Indonesia  tahun  2009.    Jumlah
=   koefisien jalur Y
ke Y
Y2 Y1
1
2
populasi adalah  58 perusahaan.  Populasi sasaran
=   koefisien jalur variabel
error
2
2
adalah  perusahaan  yang  tidak  mempunyai  laba
bersih  negatif  serta  tidak  mempunyai  ekuitas
Perhitungan Pengaruh tidak langsung untuk
pengujian hipotesis ketiga:
negatif, yaitu  42 perusahaan.  Semua perusahaan
Pengaruh tidak langsung   (
indirect effect
)  X
dalam  populasi  sasaran  diobservasi  (sampel
1
ke Y
melalui Y
=
x
jenuh).    Data  bersumber  dari  laporan  keuangan
2
1
Y1X1
Y 2Y1
Pengaruh tidak langsung   (
indirect effect
)  X
perusahaan yang telah diaudit yang diunduh dari
2
ke Y
melalui Y
=
x
website Bursa Efek Indonesia, yaitu www.jsx.go.id.
2
1
Y1X2
Y 2Y1
Fokus  penelitian  adalah  perusahaan  dalam
Variabel penelitian dan definisi operasional:
industri dasar dan kimia.
-  Y
adalah  rasio
discretionary  expense
terhadap
Data  yang  digunakan  adalah  data  sekunder
1
penjualan  bersih,  yang  merupakan  proksi
historis  yang  bersifat
cross  section.
Penelitian
agency  cost
(Lin,  2006).
Discretionary  expense
berupa  penelitian
ex  post  facto,
karena  data
adalah  beban  yang  dikeluarkan  berdasarkan
bersumber  dari  laporan  keuangan  emiten  yang
kebijaksanaan  seorang  manajer.  Beban  ini
telah  dipublikasikan  dan  digunakan  tanpa
meliputi  beban  operasi,  beban  non  operasi,
merubahnya.   Penelitian  bersifat kausalitas, yaitu
beban  bunga,  serta  gaji  dan  upah  (Lin  2006).
penelitian  yang  ingin  mencari  penjelasan  dalam
Formula:
bentuk hubungan sebab akibat (
cause-effect
)
antar
Discretoin
ary
expense
beberapa  variabel  yang  dikembangkan  dalam
Penjualan
bersih
manajemen  (Ferdinand,  2006).  Hipotesis  yang
 
Fachrudin
: Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan
41
-  Y
adalah kinerja perusahaan yang dalam  hal
hipotesis
null
yang  menyatakan  bahwa  tidak
2
ini diukur dengan ROE.  Formula  (Jones et al.
terdapat  autokorelasi  positif  maupun  negatif
2009):
tidak dapat ditolak.
Laba
bersih
Penilaian
Goodness of Fit Model
Ekuitas
pemegang
saham
-  X
merupakan  struktur  modal  atau  rasio
1
1.
Koefisien  determinasi  bernilai  0.303  yang
leverage,
yaitu jumlah hutang terhadap jumlah
berarti  bahwa  kemampuan  model  dalam
ekuitas (Lin 2006). Rasio ini juga menunjukkan
menerangkan  variasi  variabel
agency  cost
struktur modal perusahaan.  Formula:
adalah  sebesar  30.3%,  sedangkan  sisanya
Jumlah
hutang
sebesar  69.7%  diterangkan  oleh  variabel  lain
Jjmlah
ekuitas
yang tidak dimasukkan ke dalam model.
-  X
merupakan  ukuran  perusahaan.  Ukuran
2
2.
Uji F
perusahaan  dapat  diukur  dengan  logaritma
Signifikansi  uji  F  bernilai  0.001.  Nilai  yang
natural  (
natural  log)
dari  jumlah  aset (Naiker
lebih  besar  daripada  5%  menunjukkan  bahwa
et al. 2008).
model yang digunakan adalah layak dan dapat
digunakan untuk analisis selanjutnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
3.
Uji t
Struktur  modal  berpengaruh  positif  dan
Berikut  ini  disajikan  hasil  uji  statistik.
signifikan  (
p-value
bernilai  0.010)  terhadap
Adapun  data  dan  hasil  pengolahannya  secara
agency  cost.
Sedangkan  ukuran  perusahaan
lengkap ada pada penulis.
berpengaruh  negatif  dan  signifikan  (
p-value
Data Screening
dan Transformasi Data
bernilai 0.001) terhadap
agency cost.
Data awal  yang dimasukkan berupa  variabel
Tabel 1. Hasil Analisis Regresi Pengaruh  X
dan X
1
2
struktur  modal,  ukuran  perusahaan,  dan
agency
terhadap Y
1
cost
tidak menunjukkan bahwa residual data tidak
memenuhi  asumsi  normalitas.  Untuk  itu  data
ditransformasi  dalam  bentuk
logaritma  natural
.
Karena  data  sesuai  populasi  sasaran  adalah  data
yang tidak memiliki  laba bersih negatif dan  tidak
memiliki ekuitas negatif, maka seluruh data yang
ditransformasi  dapat  terbaca  oleh  alat  analisis.
Pengujian Asumís Klasik yang dilakukan adalah:
Persamaan matematika model jalur 1:
Y
= 0,370X
– 0.487X
+ 0.835
1
1
2
1
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian Hipotesis Kedua
1.
Uji Normalitas Residual
Statistik  uji  Kolmogorov-Smirnov  menunjuk-
Data Screening
dan Transformasi Data
kan  p-value  0.180  (>0.05),  yang  menunjukkan
bahwa  asumsi  normalitas  residual  telah
Sama  seperti  pengujian  hipotesis  pertama,
terpenuhi
residual  data  awal  tidak  berdistribusi  normal
2.
Uji Multikolinieritas
sehingga  data  ditransformasi  dalam  bentuk
Nilai
Tolerance
masing-masing variabel adalah
logaritma natural
.
0.961,  yang  lebih  besar  dari  0.1.  Nilai  VIF
1.040,  yang  lebih  kecil  dari  10.    Hal  ini
Pengujian Asumsi Klasik
menunjukkan  bahwa  tidak  terjadi  multi-
kolonieritas.
1.
Uji Normalitas Residual
3.
Uji Heteroskedastisitas
Statistik  uji  Kolmogorov-Smirnov  menunjuk-
Dengan  uji  Glejser  ditemukan  bahwa  nilai
kan  p-value  0.638  (>0.05),  yang  menunjukkan
signifikansi uji  t  adalah  lebih besar dari alpha
bahwa  asumsi  normalitas  residual  telah
5%  yang  menunjukkan  bahwa  data  terbebas
terpenuhi
dari masalah heteroskedastisitas.
2.
Uji Multikolinieritas
4.
Uji Autokorelasi
Nilai  Durbin-Watson  adalah  2.219.    Tabel
Nilai
Tolerance
variabel  struktur  modal,
Durbin-Watson  untuk  k=2  dan  n=42
ukuran  perusahaan,  dan
agency  cost
masing-
ditemukan d
= 1.338.  Karena  1.338  < 2.219 <
masing  adalah  0.808,  0.724,  dan  0.697  (lebih
u
4-  1.338  atau  1.338  <  2.219  <  2.662  maka
besar  dari  0.1).  Nilai  VIF  masing-masing
 


42
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 37-46
adalah  1.237,  1.380, dan 1.435 (lebih  kecil  dari
struktur  modal  sangat  hampir  berpengaruh
10).  Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
terhadap kinierja perusahaan.
multikolonieritas.
3.
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Hipotesis Ketiga
Dengan  uji  Glejser  ditemukan  bahwa  nilai
signifikansi uji  t  adalah  lebih besar dari alpha
Pengaruh tidak langsung struktur modal dan
5%  yang  menunjukkan  bahwa  data  terbebas
ukuran  perusahaan  terhadap kinerja  perusahaan
dari  masalah heteroskedastisitas.
melalui
agency  cost
sebagai
intervening  variable
4.
Uji Autokorelasi
dapat dilihat di bawah ini:
Nilai  Durbin-Watson  adalah  2.004.  Tabel
Pengaruh tidak langsung (
indirect effect
)  X
ke
1
Durbin-Watson  untuk  k=3  dan  n=42
Y
melalui Y
=  0,370
x 0.288 =  0.107
2
1
ditemukan d
= 1.383.  Karena 1.383 < 2.004  <
Pengaruh tidak langsung (
indirect effect
)  X
ke
u
2
4-1.383  atau  1.338  <  2.004  <  2.662  maka
Y
melalui Y
= -0.487
x 0.288 = -0.140
2
1
hipotesis
null
yang  menyatakan  bahwa  tidak
Hasil  uji  statistik  pada  tabel  2  di  atas
terdapat  autokorelasi  positif  maupun  negatif
menunjukkan  bahwa
agency  cost
tidak  ber-
tidak dapat ditolak.
pengaruh  signifikan  pada  alpha  5%  terhadap
kinerja  perusahaan  (p-
value
0.095).    Oleh  karena
Penilaian
Goodness of Fit Model
itu  pengaruh  tidak  langsung  struktur  modal  dan
ukuran  perusahaan  terhadap kinerja  perusahaan
1.
Koefisien  determinasi  bernilai  0.246  yang
berarti  bahwa  kemampuan  model  dalam
sebagaimana  yang  dihitung  di  atas  juga  tidak
menerangkan variasi  variabel
agency cost
ada-
signifikan.
lah  sebesar  24.6%,  sedangkan  sisanya  sebesar
75.4%  diterangkan  oleh  variabel  lain  yang
Pengaruh  Struktur  Modal  dan  Ukuran
tidak dimasukkan ke dalam model.
Perusahaan terhadap
Agency Cost
2.
Uji F
Pada pengujian hipotesis pertama ditemukan
Signifikansi  uji  F  bernilai  0.012  (lebih  besar
bahwa  struktur  modal  berpengaruh  positif  dan
daripada 5%) menunjukkan bahwa model yang
signifikan  terhadap
agency  cost.
Ukuran  per-
digunakan  adalah  layak  dan  dapat  digunakan
usahaan  berpengaruh  negatif  dan  signifikan.
untuk analisis selanjutnya.
Temuan  ini  sesuai  dengan  Lin  (2006).  Kebijakan
3.
Uji t
hutang  meningkatkan
agency  cost.
Perusahaan
Struktur  modal  berpengaruh  positif  dan
besar  mempunyai  lebih  sedikit
discretionary
hampir  signifikan  (
p-value
bernilai  0.05)
expense.
Perusahaan besar lebih efisien.
terhadap  kinerja  perusahaan.  Sedangkan
Temuan  menunjukkan  bahwa  jika  hal-hal
ukuran  perusahaan  dan
agency  cost
tidak
lain  dianggap  tetap,  peningkatan  hutang  sebesar
berpengaruh signifikan pada alpha 5%.
1% persen akan meningkatkan proksi
agency cost,
dalam  hal  ini  adalah  perbandingan
discretionary
Tabel  2.  Hasil  Analisis  Regresi  Pengaruh  X
,  X
1
2,
dan Y
terhadap Y
expense
dengan  penjualan  bersih,  sebesar 0.333%.
1
2
Kemungkinan hal tersebut disebabkan oleh beban
bunga  hutang  yang  meningkat  seiring  dengan
meningkatnya jumlah hutang.
Hal  ini  tidak  sesuai  dengan  Jensen  dan
Meckling (1976) dalam  Cao (2006)  yang  menyata-
kan  bahwa  penggunaan  hutang  dalam  struktur
modal  dapat  mencegah  pengeluaran  yang  tidak
penting  dan  memberi  dorongan  pada  manajer
Persamaan matematika model jalur 2:
untuk  mengoperasikan  perusahaannya  dengan
Y
= 0,317X
– 0.069X
+ 0.288Y
+ 0.868
lebih efisien. Temuan ini juga tidak sejalan dengan
2
1
2
1
2
Brigham  dan  Daves  (2004)  yang  menyatakan
Penelitian ini menemukan nilai signifikansi F
bahwa  penggunaan  hutang  yang  tinggi  dalam
sebesar  0.012  yang  menunjukkan  bahwa  model
struktur  modal  dapat  menimbulkan  ancaman
layak dan dapat dipakai untuk uji selanjutnya. Uji
kebangkrutan  sehingga  mengurangi
agency  cost.
t  menunjukkan tidak  ada satu  pun  variabel yang
Hal  tersebut  terjadi  karena  manajer  akan
signifikan  pada  alpha  5%  padahal  data  sudah
mengurangi  pengeluaran yang tidak penting agar
memenuhi  asumsi  multikolinieritas.  Namun  nilai
dapat membayar hutang.    Selain itu  dalam masa
p-
value
struktur modal menunjukkan 0.05. Berarti
kesulitan  keuangan  pihak  kreditur  juga  akan
 
Fachrudin
: Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan
43
mengawasi  sehubungan  konteks
governance
Pengaruh  Struktur  Modal,  Ukuran  Per-
insolvency
(Fachrudin, 2008).
usahaan,  dan
Agency  Cost
terhadap  Kinerja
Temuan  ini  menemukan  bahwa  rata-rata
Perusahaan
rasio hutang terhadap ekuitas adalah 0.59 dengan
standar deviasi 0.88.  Jumlah yang tidak tinggi ini
Pengujian  hipotesis  kedua  menunjukkan
mengindikasikan bahwa perusahaan tidak sedang
bahwa  struktur  modal  hampir  berpengaruh
dalam  kesulitan  keuangan  sehingga  terdapat
signifikan  terhadap  kinerja  (p-
value
0.05).  Beta
kemungkinan  bahwa  manajer  tidak  berhati-hati
yang  positif  menunjukkan  bahwa  penggunaan
dalam pengeluaran
discreationary  expense,
karena
hutang  dapat  meningkatkan  imbal  hasil  bagi
itu pengaruh  struktur modal  terhadap
agency  cost
pemilik  perusahaan.  Teori  mengatakan  bahwa
tidak negatif, melainkan positif.
ROE  adalah
return on assets
(ROA) dikali dengan
Kehatian-hatian manajer dalam  pengeluaran
leverage
(Jones  et  al.  2009).  Jadi
leverage
dapat
kas  terjadi  pada  saat  perusahaan  yang  memiliki
mempengaruhi  ROE.  Hal  ini  terjadi  karena
banyak  hutang  sedang  berada  dalam
financial
pembiayaan  dengan  hutang  menimbulkan  beban
distress
,  contohnya  adalah  pengurangan  jumlah
bunga  yang  tetap  harus  dibayar.    Jones  et  al.
karyawan.  Demikian  juga  saat  krisis  ekonomi
(2009)  menyatakan  bahwa
leverage
dapat
1997-2000,  perusahaan  tidak  kesulitan  keuangan
meningkatkan  imbal  hasil  bagi  pemegang  saham
pun  melakukan  penghematan  biaya  (Fachrudin,
(
favorable  leverage
),  tapi  dapat  juga  merugikan
2007).  Penelitian  lanjutan  dapat  meneliti  penga-
pemegang  saham  (
unfavorable  leverage).
Level
ruh  struktur  modal  terhadap
agency  cost
pada
ROA  tertentu  dapat  meningkatkan  kinerja
perusahaan yang mengalami
financial distress
.
menuju  ROE  yang  lebih  tinggi  melalui  peng-
Ukuran  perusahaan  berpengaruh  negatif
gunaan  pendanaan  hutang  yang  bijaksana.
terhadap
agency  cost.
Koefisien
unstandardized
Sebaliknya  penggunaan  pendanaan  hutang  yang
beta  -0.463  menunjukkan  bahwa  jika  hal-hal  lain
tidak  bijaksana  dapat  menyebabkan  ROE  lebih
dianggap  tetap,  peningkatan  ukuran  perusahaan
rendah  daripada  ROA  (Jones  et  al.  2009).
sebesar 1% akan menurunkan
agency cost
sebesar
Penelitian  ini  hampir  menunjukkan  bahwa
0.463%.  Indikasinya adalah  bahwa  1) perusahaan
leverage
meningkatkan  imbal  hasil  kepada
besar  dapat  mengurus
discretionary  expense
pemegang  saham.  Berarti  dana  dari  hutang
dengan  bijak  sehingga  efisien,  2)  adanya  skala
digunakan  dengan  cara  yang  baik  se hingga
ekonomis,  serta  3)  perusahaan  besar  mempunyai
meningkatkan  laba.  Perusahaan  juga  masih
penjualan  bersih  yang  lebih  besar  dari  pada
mempunyai  laba  sebelum  bunga  dan  pajak  yang
perusahaan  kecil.  Hasil  uji  ini  sesuai  dengan
cukup baik.
temuan Lin (2006).
Moeljadi  (2006)  mengatakan  bahwa  apabila
Agency  cost
dipengaruhi oleh  struktur  modal
Return  on  Assets
(ROA)  lebih  besar  dari  tingkat
dan  ukuran  perusahaan.  Semakin  tinggi  peng-
bunga,  maka  sebaiknya  pemenuhan  kebutuhan
gunaan  hutang dalam struktur modal meningkat-
dana  diambil  dari  modal  pinjaman,  sebab
kan  proksi
agency  cost.
Semakin  besar  ukuran
penambahan
leverage
akan  menaikkan  ROE.
perusahaan  menyebabkan
discretionary  expense
Jika  perusahaan  memaksakan  diri  untuk  meng-
semakin berkurang. Kemungkinan bahwa 1) tidak
gunakan  modal  sendiri,  baik  emisi  saham  baru
terdapat  konflik
agency
antara  manajer  dan
maupun  laba  ditahan,  maka  secara  teoritis  akan
pemegang saham mayoritas  dalam perusahaan di
menurunkan  ROE.  Jika  ROA  lebih  kecil  dari
industri  dasar dan kimia  yang terdaftar di Bursa
tingkat  bunga,  maka  keperluan  dana  sebaiknya
Efek  Indonesia.  Hal ini  terlihat  dari  fakta  bahwa
diambil  dari  penambahan  modal  sendiri,  baik
beberapa  perusahaan  memiliki  direksi  yang  juga
melalui  emisi saham maupun  laba ditahan, sebab
pemegang saham atau  keluarga  pemegang  saham
akan  meningkatkan  ROE.  Jika  perusahaan
tersebut.  Masalah
agency
terjadi  karena  ketidak-
memaksakan  menambah
leverage
maka  ROE
sejajaran  kepentingan  direksi  dan  pemegang
akan  menurun.    Jika ROA  sama  persis  besarnya
saham.  Jika  direksi  juga  pemegang  saham  maka
dengan tingkat bunga pinjaman, maka penambah-
kesejajajaran  kepentingan  mungkin  terwujud
an  atau  pengurangan  hutang  tidak  akan  mem-
sehingga  tidak  ada  masalah
agency.
Penelitian
pengaruhi  ROE.  Penelitian  ini  menunjukkan
lanjutan  dapat  menguji  masalah  ini.  2)  Masalah
bahwa penggunaan hutang hamper meningkatkan
agency  cost
tidak  dapat  dikurangi  dengan  peng-
ROE.  Hal  ini  mengindikasikan bahwa  ROA  yang
gunaan hutang. Dengan demikian diperlukan cara
diperoleh  hampir  lebih  besar  dari  tingkat  bunga
lain  untuk  mengatasinya  seperti  keberadaan
pinjaman.  Penelitian  selanjutnya  dapat  meneliti
komisaris  yang  benar-benar  independen  serta
pengaruh  perbandingan  ROA  terhadap  tingkat
komite  audit  dalam  rangka  menegakkkan
good
bunga terhadap ROE.
corporate governance.
 
44
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 37-46
Ukuran  perusahaan  tidak  berpengaruh  ter-
discreationary  expense
tidak  meningkatkan  kiner-
hadap  kinerja  perusahaan.  Hal  ini  menunjukkan
ja.  Kinerja  yang  digunakan  adalah  ROE,  yaitu
bahwa ukuran perusahaan bukan jaminan  bahwa
rasio  laba  bersih  dibandingkan  dengan  ekuitas
perusahaan  akan  memiliki  kinerja  yang  baik.
pemegang  saham.
Discreationary  expense
adalah
Huang  (2002)  serta  Talebria  et  al.  (2010)  juga
beban  yang  dikeluarkan  berdasarkan  kebijak-
menemukan  bahwa  tidak  terdapat  pengaruh
sanaan  seorang  manajer,  meliputi  beban  operasi,
ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan.
beban  non  operasi,  beban  bunga,  serta  gaji  dan
Tetapi  Lin  (2006)  serta  Wright  et  al.  (2009)
upah  (Lin  2006).  Dalam  hal  ini
discreationary
menemukan  bahwa  ukuran  perusahaan  ber-
expense
adalah  jumlah  beban  usaha  ditambah
pengaruh positif terhadap kinerja.
beban  bunga.  Pada  saat  penggunaan  hutang
Agency  cost
tidak  berpengaruh  signifikan
meningkatkan  beban  bunga  maka
discreationary
pada  alpha  5%  terhadap  kinerja  perusahaan.
expense
meningkat.  Dalam  format  laporan  laba
Artinya  beban  perusahaan  tidak  mempengaruhi
rugi,  penjualan  dikurang  beban  pokok  penjualan
ROE.  Hanya,  karena  struktur  modal  hampir
dikurang
discreationary  expense
menghasilkan
berpengaruh  terhadap  kinerja  perusahaan,  ter-
laba  usaha.  Laba  usaha  ditambah  pendapatan
dapat  kemungkinan  bahwa  beban  bunga  akan
(beban)  lain-lain  dan  ditambah  manfaat  (beban)
berpengaruh terhadap  kinerja perusahaan.   Pene-
pajak  menghasilkan  laba  bersih.  Jika  rasio
litian  lebih  lanjut  diperlukan  untuk  melihat
discreationary  expense
terhadap  penjualan  signifi-
kemungkinan ini.
kan  mempengaruhi  struktur  modal  dan
agency
Koefisien
agency cost
yang positif dan p-
value
cost
tidak  signifikan mempengaruhi  ROE,  berarti
yang  bernilai  0.095  mengindikasikan  bahwa  jika
hal  tersebut  kemungkinan  dikarenakan  manfaat
alpha  diperluas  menjadi  10%  maka  semakin
(beban) lain-lain dan beban pajak tidak signifikan
banyak
discreationary  expense
maka  semakin
mempengaruhi ROE.
tinggi ROE.  Kemungkinan memang beban bunga
Format Laporan  Laba  Rugi   disajikan  dalam
yang  mempengaruhi  ROE  tersebut  dan  memang
gambar 2 bawah ini untuk memperjelas pengaruh
beban-beban  tersebut  sudah  wajar  karena  me-
dan  keterkaitan  antara  struktur  modal,  ukuran
ningkatkan ROE.
perusahaan,
agency cost,
dan kinerja perusahaan:
Temuan  mengenai  pengaruh
agency  cost
ini
2011
tidak  sejalan dengan  Lin  (2006)  dan Wright et  al.
(2009)  yang  menemukan  bahwa
agency  cost
Penjualan Bersih     XX
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE,
Beban Pokok Penjualan    XX  -/-
artinya  bila
agency  cost
dibiarkan  membengkak,
Laba Kotor    XX
maka  hal  tersebut  dapat  mengurangi  pencapaian
keuntungan  kompetitif  yang  berdampak  negatif
Beban Usaha
Penjualan    XX
terhadap kinerja.
Umum dan Administrasi    XX
Jumlah Beban Usaha    XX  -/-
Pengaruh  tidak  Langsung  Struktur  Modal
dan  Ukuran  Perusahaan
terhadap  Kinerja
Laba Usaha    XX
Perusahaan  Melalui
Agency  Cost
sebagai
Intervening Variable
Pendapatan (Beban) Lain-Lain  XX
Agency  cost
tidak berpengaruh signifikan ter-
Laba (Rugi) sebelum Manfaat (Beban) Pajak  XX
hadap kinerja pada alpha 5%.  Walaupun struktur
Manfaat (Beban) Pajak    XX
modal  berpengaruh  terhadap
agency  cost
namun
agency  cost
tidak  berpengaruh  terhadap  kinerja.
Laba (Rugi) Bersih    XX
Hal  ini  menunjukkan  bahwa  tidak  terdapat
pengaruh struktur modal terhadap kinerja melalui
Gambar 2. Format Laporan Laba Rugi
agency  cost.
Dengan  kata  lain  pengaruh  tidak
langsung  struktur  modal  terhadap  kinerja  tidak
Dari  format  Laporan  Laba  Rugi  di  atas  ter-
signifikan.  Ukuran  perusahaan  secara  langsung
lihat  jelas  bahwa  jika  peningkatan  hutang
tidak  memiliki  pengaruh  terhadap  kinerja  per-
meningkatkan
discreationary expense
maka  beban
usahaan.  Demikian  juga  secara  tidak  langsung,
usaha  bertambah besar.  Beban  bunga  atau  beban
tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  kinerja
keuangan  yang  merupakan  bahagian  dari  pen-
perusahaan melalui
agency cost.
dapatan (beban) lain-lain juga meningkat.  Namun
Dapat  dikatakan  bahwa  semakin  tinggi
jika
discreationary  expense
berpengaruh  positif
hutang, beban bunga meningkat sehingga
discrea-
terhadap  kinerja,  maka  berarti  terdapat  pen-
tionary  expense
meningkat,  tetapi  peningkatan
dapatan  (beban)  lain-lain  atau  manfaat  (beban)
 
Fachrudin
: Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan, dan Agency Cost Terhadap Kinerja Perusahaan
45
pajak  yang  semakin  besar.  Hal  tersebut  dapat
Selanjutnya  untuk  lebih  mendalami  masalah
kaitan  struktur  modal  terhadap  kinerja,  peneliti
disebabkan  oleh  meningkatnya  penghasilan
selanjutnya  dapat  menambahkan  variabel  beban
bunga,  keuntungan  penjualan  aset  tetap,  koreksi
bunga  dan  beban  pajak  sehingga  akan  terlihat
pajak,  keuntungan  dalam  mata  uang  asing,
jelas  apakah  beban  bunga  hutang  atau  peng-
manfaat pajak,  serta beban pajak yang berkurang
hematan  pajak  dari  hutang  yang  lebih  dominan
karena pendanaan dengan hutang. Kenyataannya
mempengaruhi kinerja.
discreationary  expense
tidak  berpengaruh  signify-
Implikasi  manajerial  yang  diberikan  adalah
kan  pada alpha 5% terhadap kinerja yang artinya
bahwa investor dan calon investor sebaiknya tidak
pendapatan (beban) lain-lain atau manfaat (beban)
terlalu  terfokus  pada  ukuran  perusahaan  dalam
pajak tidak mempengaruhi kinerja.
berinvestasi karena belum tentu perusahaan besar
menghasilkan  kinerja  yang  lebih  baik  walaupun
KESIMPULAN
perusahaan  besar  dapat  menghemat
discreatio-
nary expense-
nya.
Struktur  modal  berpengaruh  positif  dan
Kemungkinan  tidak  terdapat  indikasi  masa-
signifikan  terhadap
agency  cost.
Hal  ini  sejalan
dengan  Lin  (2006)  bahwa  kebijakan  hutang
lah
agency
di  dalam  perusahaan-perusahaan
meningkatkan
agency  cost.
Namun  tidak  sejalan
dalam  industri dasar  dan  kimia  yang terdaftar di
dengan  pandangan  yang  mengatakan  bahwa
Bursa  Efek  Indonesia  berdasarkan  sampel  yang
peningkatan  hutang  dalam  struktur modal  dapat
diteliti  karena  peningkatan  hutang  tidak  me-
mengurangi  masalah
agency.
Ukuran perusahaan
nurunkan
agency  cost
dan  bahkan  semakin besar
berpengaruh  negatif  dan  signifikan  terhadap
ukuran  perusahaan
agency  cost
semakin  ber-
agency  cost
.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa
kurang. Berarti terdapat efisiensi dalam perusaha-
perusahaan besar lebih efisien.
an.   Selain itu, jika alpha dinaikkan menjadi 10%,
Struktur  modal,  ukuran  perusahaan,  dan
terdapat  pengaruh  positif  struktur  modal  dan
agency cost
tidak berpengaruh signifikan terhadap
agency cost
terhadap kinerja–artinya upaya-upaya
kinerja  perusahaan.  Hanya  struktur  modal  yang
yang dilakukan manajer menghasilkan
return
bagi
hampir  signifikan (p-
value
0.05).   Koefisien positif
pemegang saham.
menunjukkan penggunaan hutang dalam struktur
Penelitian  ini  menunjukkan  bahwa  peng-
modal  membawa  dampak  yang  baik  terhadap
gunaan hutang meningkatkan beban namun tidak
kinerja perusahaan.  Ukuran perusahaan memang
signifikan  meningkatkan  kinerja.  Manajer  perlu
meningkatkan  efisiensi
discreationary  expense
mempertimbangkan
trade off
antara  beban  bunga
namun tidak meningkatkan ROE.
dan penghematan pajak ini.
Tidak  terdapat  pengaruh  tidak  langsung
struktur  modal  dan  ukuran  perusahaan terhadap
DAFTAR PUSTAKA
kinerja  perusahaan  melalui
agency  cost.
Secara
langsung  struktur  modal  hampir  berpengaruh
Atkinson,  Anthony  A,  Rajiv  D.  Banker,  Robert  S.
terhadap kinerja perusahaan. Namun secara tidak
Kaplan,  and  S.  Mark  Young.  1997,
Mana-
langsung  tidak  berpengaruh.  Ukuran perusahaan
ngement  Accounting,
Second  Edition,  Pren-
tidak  berpengaruh  terhadap  kinerja  perusahaan
tice Hall International Edition.
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penelitian  selanjutnya  dapat  mengembang-
Bouresli,  Amani  Khaled.  2001.  Managerial  Incen-
kan  penelitian  ini  dengan  meningkatkan  jumlah
tives and Firm Performance: Evidence from
pengamatan,  misalnya dengan  mejadikan seluruh
Initial  Public  Offering
,  Dissertation
,  The
perusahaan  manufaktur  yang  terdaftar  di  BEI
Graduate  School  Southern  Illinois  Univer-
menjadi populasi sasaran.  Dengan  demikian  hasil
sity.
penelitian  ini  menjadi  lebih
robust.
Peneliti
Brigham,  Eugene,  F.  and  Phillip  R.  Daves.  2004.
selanjutnya juga dapat meneliti pengaruh struktur
Intermediate  Financial  Management
,  Eight
modal terhadap
agency cost
pada perusahaan yang
Edition.  Thomson.
mengalami
financial  distress
agar  pembuktian
empiris mengenai pandangan bahwa peningkatan
Calisir,  Fethi,  Cigdem  Altin  Gumussoy,  A.  Elvan
hutang  dapat  mengurangi
agency  cost
semakin
Bayraktaroglu,  and  Ece  Deniz.  2010.
jelas.  Penelitian  mengenai  persentase  pemegang
“Intellectual  Capital  in  the Quoted  Turkish
saham  yang  merangkap  direksi  terhadap  jumlah
ITC Sector”,
Journal of Intellectual Capital
,
pemegang  saham  juga  dapat  dilakukan  dalam
Vol. II(4), page 537-553.
kaitannya  dengan
agency  cost.
Hal  ini  untuk
Cao, Bolong. 2006. “Debt Financing and the Dyna-
melihat  apakah  jika  terdapat  peningkatan  ke-
mic  of  Agency  Cost”
,
Dissertation,
sejajajaran  kepentingan  direksi  dan  pemegang
University of California, San Diego.
saham  maka  masalah
agency
dapat  dikurangi.
 
46
JURNAL AKUNTANSI DAN KEUANGAN, VOL. 13, NO. 1, MEI 2011: 37-46
Fachrudin, Khaira Amalia.  2007. Analisis Kesulit-
Lin,  Kun  Lin.  2006.  Study  on  Related  Party
Transaction with Mainland China in Taiwan
an  Keuangan Perusahaan–Studi pada Per-
Enterprises,
Dissertation
,  Departemen  Mana-
usahaan  Manufaktur  yang  Terdaftar  di
jemen,  Universitas  Guo  Li  Cheng  Gong,
Bursa  Efek  Jakarta  Tahun  1995-2005,
China.
Disertasi
, Program Pascasarjana,   Fakultas
Ekonomi.  Universitas Brawijaya.  Malang.
Moeljadi.  2006.
Manajemen  Keuangan–Pendekat-
an Kuantitatif dan  Kualitatif
,  Jilid 1,  Edisi
Fachrudin,  Khaira  Amalia.  2008.
Kesulitan  Ke-
Pertama,  Bayumedia Publishing.
uangan dan Personal
, USU Press, Medan.
Naiker,  Vic, Farshid Navissi, VG Sridharan.  2008.
Ferdinand,  Augusty.  2006.
Metode  Penelitian
“The Agency Cost Effects of Unionization on
Manajemen.
Edisi Kedua.  Badan  Penerbit
Firm  Value”,
Journal  of  Management
Universitas Diponegoro.  Semarang.
Accounting Research
, Vol. 20, pp. 133-152.
Huang,  Lan-Ying.  2002.  FDI  Scale  and  Firm
Talebria,  Ghodratallah,  Mahdi  Salehi,  Hashem
Performance  of  Taiwanese  Firms  in  China.
Valipour,  and  Shahram  Shafee.  2010.
Dissertation
.  H. Wayne Huizenga School  of
“Empirical  Study  of  the  Relationship  bet-
Business  and  Enterpreneurship.  Nova
ween  Ownership  Structure  and  Firm
Southeastern University.
Performance:  Some  Evidence  of  Listed
Husnan,  Suad.  2001.  “
Corporate  Governance
dan
Companies  in  Tehran  Stock  Exchange”,
Keputusan  Pendanaan:  Perbandingan  Ki-
Journal of Sustainable Development
.   Vol 3
nerja  Pemegang  Saham  Pengendali  Per-
(2),  pp. 264-270.
usahaan  Multinasional  dan  Bukan  Multi-
Wang,  Shiing  –Wu.  1991.  “The  Relation  between
nasional.”
Jurnal  Riset–Akuntansi, Manaje-
Firm Size and Effective Tax Rates: A Test of
men, Ekonomi,
PPAM STIE Yo, 1(1), hal. 1-
Firms'  Political  Success”.
The  Accounting
12.
Review
.  January, Vol. 66 (1), pp. 158-169.
Jones,  Charles  P.,  Siddharta  Utama,  Budi  Fren-
Wright,  Peter,  Mark  Kroll,  Ananda  Mukhreji,
sidy,  Irwan  Adi  Ekaputra,  dan  Rachman
Michael  L.  Pettus.  2009.  “Do  the  Conti-
Untung  Budiman.  2009.
Investment–Ana-
ngencies of External Monitoring, Ownership
lysis  and  Management  (An  Indonesian
Incentives,  or  Free  Cash  Flow  Explain
Adaptation)
,  Wiley,  Penerbit  Salemba
Opposing Firm Performance Expectations?”,
Empat.
Journal  Management  Governance,
13,  pp.
Keng,  I,  Wen-Yi  Lin,  and  Y.  Angela  Liu.  2008.
215-243.
“Loan  Guarantees  for  Related  Parties  and
Yamin,  Sofyan  dan  Heri Kurniawan.  2009.
SPSS
Control  Mechanisms”.
Working  Paper
.
Complete– Teknik  Analisis  Statistik Terleng-
National Chung Cheng University, Taiwan,
kap  dengan  Software  SPSS,
Penerbit
Academic-papers.org/ocs2/session/Papers/
Salemba Infotek.
Poster/508.doc.


Selasa, 25 Maret 2014

Pengertian penggabungan usaha dan Kontribusi relatif perusahaan yang bergabung

Nama : Kevin Rizaldi
NPM : 43211943
Kelas : 3DA02
Pengertian penggabungan usaha dan
Kontribusi relatif perusahaan yang bergabung

A.    PENGGABUNGAN USAHA
      Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Sedangkan Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.

A.1 Alasan - alasan penggabungan usaha
      Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah:
• Manfaat Biaya (Cost Adventage).
       Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.
•Risiko Lebih Rendah (Lower Risk).
       Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.
•Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).
       Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya.


•Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).
      Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain.         
•Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
      Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.

A. 2. Bentuk Penggabungan Usaha
       Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :

1)    Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha sebagai berikut :
•Penggabungan horisontal,
       yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar.
•Penggabungan vertikal,
      yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.
•Penggabungan konglomerat,
      yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan.



2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :
•Merger,
      yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan.

•Konsolidasi,
      merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru

•Afiliasi,
      yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain tntuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest).

Metode Penyatuan Kepentingan
• Transaksi didasarkan pada nilai buku seluruh aktiva dan kewajiban (net asset)     
    yang diserahkan.

• Terdapat kontinuitas (kesinambungan usaha) sebelum dan sesudah terjadinya  
   penggabungan usaha

• Harus memenuhi syarat-syarat khusus yang pada hakekatnya menjamin  
  terjadinya  kontinuitas  usaha.

• Pembelian di tengah periode akuntansi diasumsikan sebagai pembelian di awal  
   periode akuntansi.



• Jika terjadi pembelian di tengah periode akuntansi, maka pencatatan
   perusahaan yang dibeli tidak perlu dicatat, tetapi langsung ditransfer ke
   pembukuan pembelian.

• Penilain kembali / penutupan buku tidak diperlukan karena yang dijadikan    
   dasar mencatat adalah nilai pada awal periode dan perkiraan nominal sampai  
   dengan periode penjualan


Beban Penggabungan
• Beban yang muncul dari penggabungan usaha :
* dicatat sebagai beban pada berjalan tidak mempengaruhi harga perolehan dan agio saham yang dicatat                                


Kontribusi Relatif Perusahaan-perusahaan yang Bergabung
                Jika perusahaan yang baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham sebagai alat pembayaran kepada perusahaan-perusahaan yang digabung, dapat dipakai dua cara pendekatan di dalam menentukan banyaknya saham yang harus diserahkan kepada masing-masing perusahaan yang digabung.

1. Kontribusi Relatif dari Kekayaan Bersih.
            Laporan keuangan dari masing-masing pihak harus disusun atas dasar harga pasarnya (harga yang disetujui oleh semua pihak). Tiap-tiap pos dari laporan keuangan harus diperiksa dan dianalisa secara khusus oleh akuntan yang independen, dan jika dirasa perlu, akuntan dapat menyusun kembali laporan keuangan tersebut agar supaya lebih informatif dan dapat diperbandingkan, serta sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Beberapa hal yang sering memerlukan perhatian khusus dalam rangka penyusunan laporan keuangan tersebut ialah metode penilaian yang dipakai terhadap investasi (surat-surat berharga), cadangan kerugian piutang, penentuan harga pokok dan prosedur penilaian persediaan, kebijaksa¬naan kapitalisasi aktiva tetap, metode dan kebijaksanaan depresiasi aktiva tetap, metode dan kebi¬jaksanaan amortisasi aktiva tak berwujud, pos-pos kontingensi serta kemungkinan adanya pos-pos transitoris dan antisipasi yang belum dicatat.
                       
2. Kontribusi Relatif dari Laba yang Diproyeksikan.
           
            Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan kepada perusahaan yang baru dibentuk memerlukan juga bantuan dari orang yang ahli di bidang ini. Ada beberapa langkah yg harus dilakukan yaitu: Laporan laba/rugi dari perusahaan yang digabung juga harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, seperti halnya pada neraca. Jika dijumpai prosedur penentuan laba/rugi yang menyimpang dari prinsip akuntansi, maka diperlukan adanya penyesuaian-penyesuaian. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hubungannya dengan penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan ialah penentuan besarnya harga pokok barang yang dijual maupun harga pokok produksinya, termasuk inventory pricing dan metode penilaian yang dipakai, biaya-biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap termasuk depresiasi dan amortisasi aktiva tetap tak berwujud.
           
           Langkah berikutnya, setelah laporan laba/rugi disusun dan disesuaikan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, ialah membuat proyeksi laba/rugi dari masing-masing perusahaan yang digabung atas dasar pengalaman yang lampau serta pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk masa yang akan datang. Di dalam menentukan besarnya kontribusi relatif dari keuntungan dalam perusahaan yang baru, diperlukan adanya beberapa penyesuaian.
           
          Di samping dalam hubungannya dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, perhatian khusus hendaknya diberikan terhadap pos-pos yang sifatnya extraordinary. Pos-pos tersebut harus dikesampingkan pada saat membuat proyeksi laba/rugi dari masing-masing perusahaan yang digabung. Proyeksi laba/rugi tersebut sudah harus didasarkan pada data yang telah direvisi. Sebagai contoh, biaya depresiasi aktiva tetap harus didasarkan atas nilai dan umur yang baru. Termasuk dalam hal ini, harus diperhitungkan juga biaya bunga yang mungkin timbul dalam rangka pembelanjaan perusahaan yang baru dibentuk tersebut. Biaya tetap dan biaya variabel untuk operasi perusahaan yang baru harus dianalisa lebih teliti lagi untuk dapat membuat proyeksi laba/rugi yang mendekati kenyataan. Langkah terakhir, setelah beberapa koreksi dilakukan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan di antara pihak-pihak yang berkepentingan, ialah menentukan berapa besarnya jumlah kontribusi dari masing-masing pihak yang harus diakui oleh perusahaan yang baru dibentuk.

1.5 MASALAH AKUNTANSI DALAM PENGGABUNGAN BADAN USAHA
            Berdasarkan IFRS 3 dan IAS 27: prosedur Akuntansi untuk penggabungan usaha, yaitu: Pembelian (by purchase).
           
          Aktiva bersih dan kewajiban kontijen yang diperoleh diasumsikan diukur dari sudut pandang pihak entitas yang membeli. Dari segi akuntansi penggabungan badan usaha atas dasar pembelian terjadi apabila di dalam suatu kombinasi usaha dari dua atau lebih badan usaha, di mana bagian yang terpenting dari pemilikan perusahaan atau perusahaan-perusahaan yang diperoleh itu dieliminasikan.
           
          Harga Perolehan adalah jumlah dari nilai wajar aktiva atau kewajiban yang diperoleh pada tanggal transaksi ditambah modal saham yang diterbitkan oleh pihak pembeli ditambah pengeluaran-pengeluaran langsung sehubungan transaksi penggabungan usaha.

Aktiva Bersih Yang Diperoleh          
           
         Kriteria yang digunakan untuk pengungkapan aktiva bersih: (1) aktiva selain dari intangible assets harus dinyatakan jika manfaat ekonomi dimasa akan datang mungkin diperoleh oleh pembeli dan nilai yang digunakan adalah nilai wajar; (2) Kewajiban selain dari kewajiban kontijen harus dinyatakan jika ada aliran aktiva yang keluar dimasa yang akan datang oleh pihak pembeli dan nilai yang digunakan adalah nilai wajar; (3) kewajiban kontijen atau intangible assets harus diungkapkan pada nilai wajar.