Laporan
Keuangan Konsolidasi, Teknik & Prosedur Konsolidasi
A. Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi
adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk induk
perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas
yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan
satu entitas atau perusahaan satu perusahaan.
1.
Tujuan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan
Konsolidasi disusun, yaitu :
agar dapat memberikan gambaran yang obyektif dan
sesuai atas keseluruhan posisi dan aktivitas dari satu perusahaan yang terdiri
atas sejumlah perusahaan yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi
keuangan diharapkan tidak boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan
harus didasarkan pada substansi atas peristiwa ekonomi juga.
2.
Manfaat
Laporan Keuangan Konsolidasi
Ø Dapat
memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil
gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham,
kreditor dan peyedia dana lainnya.
Ø Dapat
memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik mengenai
operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan
individual yang membentuk entitas konsolidasi.
Perlu disadari, disamping memberi manfaat,
laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik,
antara lain :
Ø Dapat
menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan kinerja perusahaan
lain yang bagus.
Ø Tidak
semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk perusahaan, begitu
pula dengan aktiva.
Ø Rasio
keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak
mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk
perusahaan.
Ø Beberapa
akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang.
Ø Banyaknya
informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian yang wajar.
3.
Sifat-sifat
Laporan Keuangan yang Dikonsolidasi
a. Laporan
keuangan konsolidasi adalah model laporan akuntansi untuk menunjukkan pengaruh
ekonomi dari penggabungan dua atau lebih perusahaan yang tersendiri, yang
didasarkan atas pemilikan dan pengendalian bersama meskipun peleburan secara
hukum tidak dilakukan.
b. Dalam
menyusun neraca konsolidasi untuk perusahaan induk dan anak, perusahaan anak
ini dipandang seakan-akan sebagai cabang; aktiva dan kewajiban masing-masing
perusahaan anak digabungkan dengan aktiva dan kewajiban perusahaan induk;
pos-pos silang yang tidak mempunyai arti penting apabila kesatuan usaha
bersangkutan dipandang sebagai kesatuan usaha tunggal harus dihapuskan.
c. Neraca
perusahaan induk yang melaporkan saham perusahaan anak sebagai investasi, dan
neraca perusahaan anak yang melaporkan kepentingan yang dipegang oleh
perusahaan induk sebagai modal saham
4.
Masalah-masalah
Umum yang Dihadapi Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
Ada
beberapa masalah umum yang senantiasa timbul di dalam rangka penyusunanneraca
konsolidasi. Masalah-masalah tersebut antara lain timbul dan dipengaruhi oleh :
a. Periode
di mana laporan / neraca konsolidasi tersebut disusun.
Misalnya : penyusunan neraca konsolidsi sesaat
setelah terjadi pemilikan saham-saham, berbeda dengan neraca konsolidasi yang
disusun satu tahun (periode) kemudian berhubung telah terjadinya
perubahan-perubahan di dalam pos-pos neraca.
b. Jumlah
saham yang dimiliki oleh perusahaan induk, dan harga perolehan (pengorbanan)
yang telah dikeluarkan untuk memperoleh saham tersebut.
Misalnya : penyusunan neraca knsolidasi di mana
saham-saham dibeli dengan harga di atas nilai bukunya berbeda dengan penyusunan
neraca konsoidasi apabila saham-saham diperoleh dengan harga yang sama dan
kurang dari nilai bukunya.
5.
Gambaran
Umum Proses Konsolidasi
Secara umum prosedur dan proses pembuatan
laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut :
Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau
lebih) digabungkan atau ditambahkan bersama-sama, setelah beberapa penyesuaian
dan eliminasi, untuk menghasilkan laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan
eliminasi tersebut terkait dengan transaksi dan kepemilkan antar perusahaan. Proses
pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila kepemilikan
terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.
B.
Teknik
dan Prosedur Konsdolidasi
Pada umumnya proses konsolidasi
dipengaruhi metode akuntansi yang digunakan perusahaan induk untuk mencatat
investasinya dalam perusahaan anak.
Prosedur Konsolidasi diatur
dalam PSAK No. 4 (Paragraf 8,21 & 23) antara lain dinyatakan bahwa dalam
menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan Keuangan Induk Perusahaan (Parent
Company) dan Anak Perusahaan (Subsidary Company) digabungkan satu persatu
dengan menggabungkan unsur-unsur yang sejenis dari Aktiva, Kewajiban, Ekuitas,
Pendapatan dan Beban.
Adapun prosedur penyusunan
Laporan Keuangan Konsolidasi Dijelaskan lebih terperinci lagi, yaitu :
1)
Mengeliminasi
semua rekening timbal balik (Reciprocal Account)
Eliminasi dilakukan melalui jurnal eliminasi
dengan mengeliminasi rekening-rekening yang bersifat rekening timbal balik,
yaitu suatu rekening yang dicatat oleh kedua belah pihak (induk dan anak) untuk
suatu transaksi yang sama.
2)
Menyusun
Kertas Kerja (Worksheet).
Worksheet digunakan untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan Prosedur penyusunan worksheet tergantung pada dasar
yang dipakai, yaitu Laporan Keuangan Individual atau Neraca Saldo
Individual.
Dalam penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasi
antara Induk Perusahaan dan Anak Perusahaan dapat digunakan 3 (tiga) metode
yaitu :
a.
Metode
Ekuitas (Equity Method)
Konsep dasar dari metode
ekuitas pada dasarnya memandang investasi Induk Perusahaan terhadap Anak
Perusahaan sebagai sesuatu penyertaan modal sehingga jika aktiva bersih Anak
Perusahaan berubah karena kegiatan operasionalnya, secara otomatis akan
menyebabkan perubahan pada nilai investasi induk Perusahaan. Data Pencatatan investasi saham pada Anak Perusahaan dengan
metode ekuitas, didasarkan pada suatu anggapan investasi pada Anak Perusahaan
sejajar dan sama dengan investasi pada perusahaan-perusahaan cabangnya. Alasan
diterapkannya metode ekuitas juga didasarkan atas suatu fakta bahwa Induk
Perusahaan dan Anak Perusahaan merupakan bagian-bagian dari satu kesatuan
usaha, seperti halnya hubungan antara Kantor Pusat dan Cabang-Cabangnya. Oleh
sebab itu perubahan-perubahan yang terjadi didalam hak-hak pemegang saham pada
Anak Perusahaan harus diakui dan dicatat oleh Induk Perusahaan, untuk dapat
mengikuti dan melaporkan posisi keuangan dan perkembangan usahanya secara
lengkap.
Nilai investasi Induk
Perusahaan terhadap Perusahaan akan meningkat jika Anak Perusahaan memperoleh
laba bersih dan akan menurun atau berkurangnya nilainya, jika Anak Perusahaan
menderita kerugian.
Meskipun Laporan Keuangan
Konsolidasi hasil penerapan metode ekuitas ini nantinya akan sama dengan
penerapan metode biaya, namun lembar kerja konsolidasi beserta jurnal
untuk penyesuaian dan eliminasi akan berbeda. Harus memperhatikan pengaruh
perubahan modal anak Perusahaan terhadap hak pemilikan Induk Perusahaan.
b.
Metode
Ekuitas Tidak Lengkap
Jika metode ekuitas diterapkan
secara benar ,laba bersih perusahan induk adalah sama dengan laba bersih
konsolidasi,dan saldo laba perusahaan induk adalah sama dengan saldo laba
konsolidasi. Persamaan jumlah laba dan saldo laba perusahaan induk dan
konsolidasi ini tidak selalu ada. Persamaan tersebut tidak ada jika metode ekuitas
diterapkan tidak secara benar,atau jika akuntansi metode biaya digunakan untuk
investasi perusahaan anak.
Masalah yang timbul dari
salahnya penerapan metode ekuitas atau menggunakan metode biaya untuk
investasi perusahaan anak mungkin tidak seserius yang terlihat. Hal ini
dikarenakan “akuntan harus menyiapkan
laporan keuangan konsolidasi yang benar dengan mengabaikan bagaimana perusahaan
induk mempertanggungjawabkan investasinya pada perusahan anak”. Tidak
ada pelanggaran terhadap prinsip akuntansi yang berlaku umum sepanjang laporan
keuangan konsolidasi yang disiapkkan bagi pemegang saham benar dan perusahaan
induk/investor tidak menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit yang lain.
Tetap digunakannya metode biaya atau metode ekuitas tidak lengkap oleh beberapa
perusahaan didasarkan pada asumsi bahwa penerbitan laporan keuangan konsolidasi
hanya sebagai laporan keuangan yang disiapkan bagi para pemegang saham dari
entias utama.
c.
Konsolidasi
dengan Metode Biaya (Cost Method)
Pada Metode Biaya, yang dipakai
untuk mencatat investasi saham-saham Anak Perusahaan, maka hanya dividen atas
saham-saham tersebut (yang telah dibagikan oleh Anak Perusahaan) yang diakui
sebagi pendapatan (revenue) oleh Induk Perusahaan. Sebaliknya laba atau rugi
atas pemilikan modal (saham) hanya timbul apabila sebagian atau seluruh jumlah
saham yang dimiliki tersebut dijual.Pada metode biaya bagian dividen yang
dibagikan oleh Anak Perusahaan dicatat pada sisi debit dalam rekening “Piutang
Dividen (Kas)”, dengan rekening lawan kredit “Penghasilan Dividen”.
1.
Susunan
Ayat Jurnal Dalam Kertas Kerja
Dengan
bertambahnya kompleksitas proses konsolidasi, susunan penyesuaian dan eliminasi
pada kertas kerja dapat diperluas ke hal – hal berikut :
a. Penyesuaian
terhadap kesalahan san pengabaian dalam laporan keuangan perusahaan induk dan
perusahaan anak yang terpisah.
b. Penyesuaian
untuk mengeleminasi laba dan rugi antar perusahaan.
c. Penyesuaian
untuk mengeliminasi laba dan deviden dari perusahaan anak dan menyesuaikan
investasi dalam perusahaan anak dengan saldo awal periode.
d. Penyesuaian
untuk mencatat hak minoritas pada laba dan deviden perusahaan anak.
e. Mengeliminasi
saldo investasi dalam perusahaan anak dan ekuitas perusahaan anak.
f.
Mengalokasikan dan mengamortisasi perbedaan
biaya / nilai buku.
g. Mengeliminasi
saldo yang bersifat resiprokal lainnya (utang-piutang antar perusahaan,
pendapatan serta beban, dan lain – lainnya)
Meski ada beberapa susunan
lainnya, susunan ini dapat dianggap cukup memadai. Dan diajnurkan untuk
mempelajari dan menerapkannya selama mempelajari konsolidasi.
Hak minorotas yang
direfleksikan dalam neraca konsolidasi dihitung sebagai hak minoritas awal
ditambah beban hak minoritas dikurangi deviden hak minoritas. Demikian pula,
laba investasi dari perusahaan anak yang dikonsolidasikan selalu dieliminasi.
Laba bersih konsolidasi dihitung dengan mengurangi beban konsolidasi dan beban
hak minoritas dari pendapatan konsolidasi.
2.
Menemukan
Kesalahan
Bagian
terakhir dari kertas kerja konsolidasi yang akan diselesaikan adalah bagian neraca
konsolidasi. Sebagian besar kesalahan yang dibuat dalam mengkonsolidasikan
laporankeuangan akan tampak apabila neraca konsolidasi tidak seimbang. Jika
neraca konsolidasi tetap tidak seimbang setelah totalnya dihitung kembali,
setiap pos harus diperiksa untuk memastikan bahwa semua pos telah dicatat.
Kelalaian mencata beban hak minoritas dalam laporan laba rugi konsolidasidan
ekuitas hak minoritas dalam neraca konsolidasi sering terjadi karena pos – pos
tersebut tidak tercantum pada laporan perusahaan yang terpisah. Kesamaan debet
dan kredit pada ayat jurnal kertas kerja diperiksa dengan menjumlahkan kolom
penyesuaian dan eliminasi.
3.
Laporan
Arus Kas Konsolidasi
Laporan
arus kas konsolidasi disusun dari laporan laba rugi konsolidasi, bukan dari
laporan keuangan perusahaan induk dan perusahaan anak yang terpisah. Dengan
sedikit pengecualian, penyusunan laporan arus kas konsolidasi melibatkan
analisis dan prosedur yang sama seperti yang digunakan dalam menyususn laporan
arus kas entitas yang terpisah. Neraca konsolidasi pada awal dan akhir tahun
akan digunakan untuk menghitung perubahan yang terjadi selama tahun tersebut,
yang harus dijelaskan dala laporan arus kas.
Laporan
arus kas disusun dengan mengunakan konsep tunggal : kas dan ekuivalen kas.
Prinsip – prinsip akuntansi yang diterima umum (GAAP) mengizinkan dua cara
penyajian pelaopran arus kas bersih dari operasi. Metode tidak langsung dimulai
dengan laba bersih konsolidasi dan mencakup penyesuaian atas pos – pos yang
tidak menghasilkan atau menggunakan kas untuk memperoleh arus kas bersih
operasi. Sementara itu, metode langsung mengoffset kas yang diterima dari
pelanggan dan laba investasi terhadap kas yang di bayarkan kepada pemasok,
karyawan, badan pemerintah, dan sebagainya untuk memperoleh kas bersih dari
operasi.
4.
Membuat
Neraca Lajur Konsolidasi
Secara
vertikal, bagi neraca lajur tersebut menjadi tiga bagian yang terpisah untuk
membuat tiga laporan keuangan yang kita inginkan : Laba Bersih, Laba Ditahan,
Total Aktiva dan Total Ekuitas. Tidak ada jumlah yang dimasukan untuk pos-pos
tersebut, karena dihitung atau dicatat langsung dari bagian neraca lajur
sebelumnya.
Kertas
Kerja dibuat untuk menghasilkan laporan keuangan yang berguna bagi entitas
bisnis yang dikonsolidasikan. Tujuannya adalah membuat laporan keuangan
konsolidasi yang berguna. Kertas kerja merupakan sarana untuk mengatur dan
memanipulasi data. Laporan arus kas konsolidasi dapat disusun dari neracca dan
laporan laba rugi konsolidasi.
Contoh
Kasus :
Berikut ini Neraca PT. ABC dan PT. XYZ pada tanggal 31
Desember 1992
Dengan asumsi :
Pada tanggal 31 Desember 1992 PT. ABC membeli secara tunai
1.500 lembar saham beredar PT. XYZ dengan harga Rp 210.000. Nilai nominal saham
PT. XYZ adalah Rp 100 per lembar.
Pertanyaan :
1.
Kertas kerja penyusunan neraca konsolidasi per
31 Desember 1992 !
2.
Neraca Konsolidasi PT. ABC dan perusahaan anak
PT. XYZ per 31 Desember 1992 !
Jawaban :
Daftar
Pustaka :